
Beberapa waktu yang lalu, Pilaris pasti sempat membaca beberapa
headline terkait skandal
Silicon Valley Bank (SVB) yang menyebabkan bank tersebut bangkrut. Ternyata, SVB bukan satu-satunya
bank internasional yang mengalami skandal besar, lho! Beberapa bank internasional lainnya, termasuk
World Bank atau Bank Dunia, juga pernah mengalami skandal yang menyebabkan seluruh dunia panik!
Deutsche Bank
Salah satu bank tertua di dunia ini memang beberapa kali sempat menghiasi
headline berita karena
berbagai skandal, lho! Krisis nama baik
Deutsche Bank sebenarnya dimulai sejak krisis ekonomi pada tahun 2007-2008 lalu. Bahkan,
Deutsche Bank sempat dituduh sebagai penyebab krisis keuangan global karena program investasi hipotek subprima-nya! Bank tersebut juga harus membayar total $7,2 miliar atau Rp105 triliun sebagai ganti rugi. Selain itu,
Deutsche Bank juga terlibat dalam satu skandal pencucian uang terbesar di dunia, lho! Antara tahun 2007 dan 2015, pemerintah menemukan adanya aliran transfer mencurigakan senilai sekitar €200 juta atau setara dengan Rp3,4 triliun melalui cabang-cabang
Danske Bank. Nah,
Deutsche Bank sendiri ternyata merupakan bank koresponden dari
Danske Bank! Sebagai dampak dari keterlibatan tersebut,
Deutsche Bank menginvestasikan sekitar $1 miliar untuk meningkatkan audit internalnya dan menambahkan lebih dari 1.500 karyawan di departemen pengawasan.
Credit Suisse
Selain
Deutsche Bank, ada bank Eropa lain yang terlibat dalam kasus pencucian uang, yaitu
Credit Suisse! Berdasarkan liputan dari
Reuters, seorang mantan karyawan bank yang memiliki posisi sebagai manajer hubungan dituduh ikut membantu menyembunyikan asal uang kriminal untuk klien yang merupakan organisasi penyelundup kokain asal Bulgaria. Adapun uang tersebut berjumlah lebih dari 146 juta franc Swiss (Rp 2,2 triliun) dalam transaksi, termasuk 43 juta franc atau setara dengan Rp666 miliar secara tunai. Oleh karena kasus ini,
Credit Suisse didenda sebesar 2 juta franc atau senilai Rp31 miliar dan mengalami penyitaan aset senilai lebih dari 12 juta franc atau Rp186 miliar. Selain itu,
Credit Suisse juga diminta untuk menyerahkan lebih dari 19 juta franc atau Rp 294 miliar untuk mengganti jumlah yang tidak dapat disita karena kekurangan saldo bank. Sedangkan, untuk oknum mantan karyawan, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara selama 20 bulan yang ditangguhkan dan denda untuk pencucian uang.
Bank Dunia
Yap, meskipun mungkin tidak disangka oleh banyak orang, Bank Dunia juga pernah terlibat skandal, lho! Tepatnya adalah skandal manipulasi data laporan
Ease of Doing Business (EoDB) pada tahun 2018 dan 2020 lalu.
Skandal ini awalnya terbongkar setelah Pemerintah Tiongkok menyampaikan kekecewaannya terhadap hasil laporan tahun 2018 yang menunjukkan penurunan performa, dari peringkat 78 menjadi 85. Untuk menyikapi hal ini, petinggi Bank Dunia memutuskan untuk mengubah indikator khusus untuk Tiongkok dan memanipulasi data dengan hanya memasukkan dua kota dengan nilai tertinggi. Hal serupa juga dilakukan kepada Arab Saudi dan Azerbaijan. Firma hukum
WilmerHale pada akhirnya
melakukan investigasi yang membongkar skandal manipulasi data tersebut. Sebagai dampaknya, Bank Dunia berhenti merilis laporan EoDB terhitung mulai pada tahun 2021.
FinCEN Files
Berbeda dengan beberapa kasus di atas yang hanya melibatkan satu bank,
FinCEN Files melibatkan banyak bank internasional, lho! Dokumen ini sendiri sebenarnya merupakan hasil investigasi dari
Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) yang menemukan bahwa banyak terdapat aliran dana mencurigakan yang keluar masuk melalui perbankan besar di dunia. Melansir dari
BBC, FinCEN telah berhasil menemukan total $2 triliun transaksi pencucian uang di seluruh dunia! Adapun beberapa bank yang terlibat dalam skandal ini antara lain HSBC,
Barclays, Deutsche Bank, Standard Charter, JP Morgan, The Bank of New York, hingga bank sentral Uni Emirat Arab. Selain itu, terdapat juga
beberapa bank Indonesia yang dicurigai terlibat dalam skandal ini, lho! Beberapa bank tersebut adalah Mandiri, BNI, BCA, Panin Bank, CIMB Niaga, Danamon, dan sebagainya.
Silicon Valley Bank
Pada minggu lalu, SVB
mengumumkan kebangkrutannya. Hal ini menjadi goncangan finansial terbesar di Amerika Serikat sejak krisis ekonomi tahun 2008 lalu, lho! Kebangkrutan SVB terjadi setelah kenaikan suku bunga menyebabkan berbagai
startup teknologi merusak hampir setiap kelas aset dari
pasar uang hingga valas. Pada 8 Maret lalu, SVB menyatakan niatnya untuk mengumpulkan $2,25 miliar untuk meningkatkan struktur keuangannya. Keputusan ini diambil setelah bank tersebut menjual rugi portofolio obligasi negara AS dan sekuritas yang didukung hipotek. Adapun kerugian yang dialami oleh SVB mencapai $1,8 miliar. Sehari setelahnya, deposan SVB melakukan penarikan uang secara massal berdasarkan saran dari perusahaan modal ventura. Total penarikan uang yang dilakukan adalah sebesar $42 miliar! Pada tanggal 13 Maret, SVB secara resmi menyatakan bahwa bank tersebut telah bangkrut dan bahkan perusahaan induk telah
berhenti beroperasi.
Dengan kondisi finansial yang semakin tidak menentu karena skandal bank yang terus terjadi, Pilaris harus pintar-pintar
mengelola keuangan perusahaan dan mencari bantuan modal, ya! Pastikan bahwa kalian memiliki cukup dana untuk menjamin proses produksi dan operasional bisnis kalian.
Selain masalah keuangan, masih banyak lagi hal yang harus diperhatikan agar Pilaris bisa mengelola usaha franchise kalian dengan baik. Kalian bisa simak selengkapnya di Pilar Asia!