Pilar. All rights reserved.

Invasi Brand China: Mengapa Mixue Bisa Buka 1000+ Outlet dalam 3 Tahun?

Invasi Brand China: Mengapa Mixue Bisa Buka 1000+ Outlet dalam 3 Tahun?

Dari nol jadi raja es krim Indonesia dalam 3 tahun? Mixue buktikan strategi brand China yang bikin goyang industri F&B lokal!

Siapa yang sangka brand es krim dari China bisa mengalahkan brand lokal yang sudah puluhan tahun? Mixue Ice Cream & Tea berhasil membuka 1000+ outlet di Indonesia dalam waktu singkat. Ini bukan keberuntungan, tapi strategi bisnis yang calculated!

Fenomena Mixue: Angka yang Mencengangkan

Data terbaru 2024 menunjukkan:

  • 1200+ outlet Mixue di Indonesia
  • Pertumbuhan 400% dalam 2 tahun
  • Revenue diperkirakan 2+ triliunan rupiah
  • Mengalahkan brand lokal seperti Es Teler 77 dan Baskin Robbins

Rahasia Strategi Mixue yang Bikin Brand Lokal Kelimpungan:

1. Pricing Strategy: Race to the Bottom Mixue berani jual es krim mulai dari 8 ribu rupiah. Bandingkan dengan:

  • Baskin Robbins: 35-50 ribu
  • Haagen Dazs: 60-80 ribu
  • Brand lokal premium: 25-40 ribu

Strategy ini instant market penetration dengan target mass market.

2. Franchise Model yang Mudah

  • Modal awal: 150-300 juta (sangat affordable)
  • ROI promised: 12-18 bulan
  • Support system komprehensif dari China
  • Training intensif dan mentoring

3. Supply Chain Terintegrasi Mixue punya keunggulan:

  • Import langsung bahan baku dari China (cost efficiency)
  • Sentralisasi produksi (quality control)
  • Distribution network yang solid
  • Ekonomi skala yang massive

4. Branding & Marketing yang Smart

  • Karakter maskot yang memorable (Snow King)
  • Jingle lagu yang viral dan catchy
  • Social media strategy yang on-point
  • Influencer collaboration yang massive

5. Location Strategy: Everywhere Approach Mixue tidak pilih-pilih lokasi:

  • Mall premium ✓
  • Street food area ✓
  • Campus area ✓
  • Residential complex ✓

Impact ke Market F&B Indonesia:

Positive Impact:

  • Meningkatkan kompetisi (good for consumers)
  • Standard service dan quality naik
  • Innovation push untuk brand lokal
  • Job creation (ribuan karyawan)

Negative Impact:

  • Brand lokal tertekan margin
  • Homogenisasi taste preference
  • Dependency on foreign supply chain
  • Potential market monopolization

Respons Brand Lokal:

1. Es Teler 77: Revitalisasi brand dengan menu modern 2. Teh Botol Sosro: Launch outlet retail untuk compete 3. Brand baru: Muncul counter-brand dengan pricing similar

Lessons untuk Entrepreneur Indonesia:

What We Can Learn:

  • Pricing bisa jadi competitive advantage utama
  • Franchise model yang simple attract more investor
  • Consistency is key (dari Sabang sampai Merauke, rasa sama)
  • Digital marketing integration crucial

What We Should Improve:

  • Supply chain efficiency
  • Standardization process
  • Brand building yang sustainable
  • Innovation speed

Prediction 2025:

Ekspektasi market F&B Indonesia:

  • 5-10 brand China baru masuk Indonesia
  • Konsolidasi brand lokal (merger/acquisition)
  • Government regulation lebih strict untuk foreign brand
  • Rise of "Indonesia Pride" movement

Bottom Line: Mixue phenomenon bukan ancaman, tapi wake-up call untuk industri F&B Indonesia. Saatnya brand lokal step up game mereka!

Yang jelas, consumer Indonesia adalah pemenang karena dapat lebih banyak pilihan dengan harga terjangkau.

Tags: mixue indonesia brand china fnb invasi asing franchise market kompetisi es krim lokal vs strategi fenomena industri penetration strategy expansion kuliner

Share this article

Author

Pilar Asia

Platform marketplace yang mempertemukan pebisnis dengan brand-brand terpercaya.

Hero Footer Left Hero Footer Right

Kamu punya bisnis?

Daftarkan bisnismu sekarang!

Store Daftarkan Bisnis
Hero Footer House