Chat kami untuk penawaran terbaik

Seluruh Hal yang Perlu Kalian Ketahui tentang Bisnis Autonomous

{{ Seluruh Hal yang Perlu Kalian Ketahui tentang Bisnis Autonomous }} Pilaris pasti sudah tidak asing dengan metode bisnis autopilot, kan? Yep, metode bisnis ini memungkinkan kalian mendapatkan passive income, karena Pilaris tidak harus selalu berada di lokasi bisnis untuk menjamin bahwa bisnis kalian berjalan dengan lancar. Tapi ternyata, ada alternatif lain selain bisnis autopilot, lho! Alternatif tersebut adalah bisnis autonomous! Berbeda dengan bisnis autopilot yang lebih mengutamakan proses and otomasi teknologi, bisnis autonomous lebih mengutamakan peningkatan kapabilitan dan kualitas SDM, sehingga bisnis tetap bisa berjalan secara mandiri tanpa perlu menggunakan otomasi proses terlalu banyak. Selain dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk teknologi, bisnis autonomous juga dinilai lebih memanusiakan tenaga manusia. Pada umumnya, perusahaan yang menerapkan strategi bisnis autonomous akan mendorong tim untuk tumbuh dan berkembang. Perusahaan akan melatih seluruh anggota dalam tim agar mampu menjalankan fungsinya secara mandiri tanpa bergantung pada pemilik bisnis, direktur, manajer, maupun supervisor. Perusahaan akan memberikan tim kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi terkait strategi untuk memajukan bisnis. Nah, perbedaan utama antara bisnis autonomous dengan bisnis autopilot adalah bahwa bisnis autonomous memandang manusia sebagai aktor utama dalam menggerakkan bisnis, bukan sebagai objek penggerak bisnis. Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat dua konsep yang perlu diterapkan, yaitu self-organizing dan self-managing.

Self-Organizing

Self-Organizing meyakini bahwa tim terdiri dari beberapa individu yang mampu mengedepankan interaksi atau hubungan relasi antar anggotanya secara natural, tanpa perlu diatur atau dikendalikan oleh pihak tertentu. Tim tersebut memiliki keleluasaan untuk mengatur dirinya sendiri, menentukan peran masing-masing anggota, menentukan bentuk interaksi yang sesuai dengan karakteristik tim, menentukan proses pembelajaran, menentukan cara penyelesaian konflik, menentukan cara penghargaan, serta menentukan bentuk tanggungjawab oleh masing-masing anggota. Agar konsep self-organizing dapat berjalan dengan baik, maka setiap anggota perlu memahami makna dan tujuan mengapa mereka berkumpul dan berinteraksi. Oleh karena itu, umumnya syarat utama agar sebuah tim mampu menjalankan self-organizing adalah kemampuan untuk merumuskan dan menetapkan tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka secara otomatis tim tidak dapat mengatur dirinya dengan baik. Nah, dalam merumuskan tujuan tersebut, tim harus memperhatikan apa kebutuhan dan keinginan dari para stakeholders. Dengan demikian, tim akan mampu memetakan dan menganalisis lebih lanjut arah dan tujuan yang harus dicapai. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka setiap anggota tim harus berbagi peran dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Self-Managing

Sebagai sebuah tim yang self-managing, maka seluruh anggota akan memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsi manajerial. Hal ini penting guna mempermudah mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, fungsi self-managing ini berfokus kepada hal-hal yang bersifat teknis sesuai dengan misi yang dimiliki oleh tim. Dalam bisnis autonomous, fungsi-fungsi manajerial sepenuhnya menjadi tanggungjawab tim, bukan manajer. Oleh karena itu, seluruh anggota tim perlu mampu melakukan perencanaan, eksekusi dan pengawasan, serta evaluasi. Dalam perencanaan, tim yang autonomous akan memiliki kemandirian untuk menentukan pekerjaan yang harus dilakukan. Dalam menetapkan rencana kerja, tim cenderung akan lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan. Sedangkan, dalam melakukan eksekusi dan pengawasan, tim harus mampu bekerjasama dengan tim lain. Hal ini disebabkan karena tim tidak memiliki manajer, direktur, atau supervisor yang akan memberikan feedback atau pengawasan terhadap kinerja mereka. Oleh karena itu, tim harus mampu bekerja secara mandiri dan saling memberikan feedback maupun dukungan kepada tim yang lain. Seluruh tim juga harus memiliki inisiatif dan inovasi agar tujuan bisa dicapai. Terakhir, dalam proses evaluasi, tim dapat melakukannya berdasarkan saran dari stakeholders, maupun dari hasil analisa yang telah dilakukan secara mandiri. Dalam bisnis autonomous, kesuksesan pada dasarnya bergantung pada beberapa hal, seperti individu, interaksi, proses, resources, strategi, maupun dukungan pihak-pihak terkait. Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu kalian ketahui tentang bisnis autonomous! Sebenarnya, bisnis autopilot maupun autonomous sama-sama akan memudahkan Pilaris untuk mengelola bisnis kalian. Hanya saja, bisnis autopilot akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk teknologi yang digunakan. Jika dana yang kalian miliki belum terlalu banyak, tidak ada salahnya mencoba menerapkan strategi bisnis autonomous! Selain soal bisnis autonomous, kalian juga bisa menemukan tips lainnya seputar franchise di Pilar Asia!
Tags: autonomous, autonomous business, Bisnis, bisnis autonomous, Business, Franchise, franchise indonesia,
Pilar Asia

Leave a reply

Indonesia SME’s Marketplace

Ruko Graha Boulevard Summarecon Serpong, Jln. Gading Serpong Boulevard BVA1, Curug Sangereng,

Kec. Klp Dua, Kabupaten Tangerang, Banten 15810

METODE PEMBAYARAN

© 2021 Pilar Asia