
Seperti yang kita ketahui, bank digital kini telah menjadi salah satu preferensi masyarakat dalam melakukan transaksi. Pada tahun 2021,
Finder.com menemukan bahwa jumlah pemilik rekening bank digital di Indonesia mencapai 47,7 juta jiwa. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penetrasi bank digital terbesar kedua di dunia. Sedangkan,
Personal Financial Services Report oleh McKinsey pada tahun 2021 juga menemukan bahwa sekitar 78% pelanggan Indonesia aktif menggunakan bank digital dalam kegiatan sehari-hari. Angka ini mengalami peningkatan dari jumlah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 57%.
Berapa Keuntungan Bank Digital di Indonesia?
Di Indonesia sendiri terdapat beragam bank digital yang menawarkan bermacam-macam keuntungan. Sayangnya, meskipun bank digital kini sangat diminati masyarakat, belum semua bank digital mampu meraup keuntungan. Setidaknya empat emiten bank digital sudah
mencetak laba. Pada tahun 2022, terdapat empat bank yang berhasil mencatatkan laba. Pertama adalah PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) yang memiliki laba bersih sebesar Rp74,81 miliar pada akhir tahun 2022. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 13,85% dibandingkan dengan laba bersih yang didapat pada tahun sebelumnya, yakni Rp65,71 miliar. Kedua, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang mendapatkan laba bersih senilai Rp270,03 miliar. Jumlah tersebut salah satunya didukung oleh
pendapatan bunga bersih yang meningkat secara pesat sebesar 221% dari Rp195,32 miliar menjadi Rp627,23 miliar.
Ketiga adalah PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). Bank AGRO berhasil meraup laba sebesar Rp11,46 miliar dari kondisi
rugi bersih sebesar Rp3,05 triliun sepanjang tahun 2021. Hal serupa juga dialami oleh PT Bank Seabank Indonesia yang mendapatkan laba sebesar Rp11,46 miliar pada tahun 2022 setelah sebelumnya mengalami rugi bersih senilai Rp3,05 triliun sepanjang tahun 2021.
Mengapa Masyarakat Indonesia Memilih Bank Digital?
Bank digital sebenarnya merupakan hasil inovasi dan perkembangan teknologi yang dapat membantu nasabah melakukan pengalokasian anggaran, pencatatan transaksi, hingga pembelian produk finansial. Bank digital dinilai berhasil memenuhi keinginan nasabah terkait cara yang lebih praktis untuk mengalokasikan tabungan. Nah, beberapa bank memberikan layanan atau fitur alokasi dana. Jadi, nasabah bisa dengan mudah
menyusun sendiri jumlah budget untuk berbagai kebutuhan, baik itu keperluan transportasi, hiburan, atau tabungan jangka panjang.
Nah, itu tadi berita singkat terkait perkembangan dan kesuksesan bank digital.
Digitalisasi memang semakin merambat ke seluruh aspek, baik itu bisnis maupun ekonomi.
Jika Pilaris masih ingin tau lebih lanjut soal digitalisasi dan tips terkait franchise lainnya, kalian bisa membaca semuanya di Pilar Asia!